Kamis, 29 Mei 2014

UJI KEBUGARAN CALON PRESIDEN



Harian Fajar, 28 Mei 2014

UJI KEBUGARAN CALON PRESIDEN

Oleh: M. Nadjib Bustan
Guru Besar Ilmu Kesehatan dan Olahraga

            Sesungguhnya untuk melaksanakan tugas secara baik dan penuh, seorang presiden tidak cukup hanya sehat , tetapi diperlukan status fisik yang bugar (sehat tingkat 2). Dengan tubuh yang sehat tingkat satu dan bebas dari penyakit belum memadai sebagai modal dasar fisik seorang presiden yang tugas dan kegiatannya, baik fisik maupun psikologis cukup berat.
            Seseorang disebut bugar (fit) jika memenuhi kriteria baku dari 5 komponen kebugaran (fitness). Komponen kebugaran atau disebut juga  health related fitness meliputi 5 unsur, yakni (1) Muscular strength: adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi maksimal hingga mencapai ruang gerak (range of motion) penuh dari sendi gerak; (2) Muscular endurance: kemampuan otot untuk melakukan aktifitas submaksimal pada sendi dan otot berulangkali  pada suatu waktu yang cukup tanpa mengalami keletihan; (3) Cardiovascular endurance: kemampuan lama bertahan  dalam berlatih dengan  memakai oksigen dari sistem kardiorespiratori selama waktu tertentu; (4) Flexibility: kemampuan kelentukan sendi untuk bergerak penuh memenuhi ruang gerak sendi normal; (5) Body composition: ditandai dengan komposisi tubuh dimana terdapat perbandingan proporsional antara komponen otot dibanding dengan massa lemak tubuh. Seorang yang sehat atau tanpa penyakit, tetapi mempunyai berat badan yang lebih (overweight/obese) dianggap sebagai kondisi yang tidak bugar. Karena jika seseorang mengalami kegemukan maka kemampuan gerak tubuh dan khususnya gerak sendi dan kontraksi otot akan berkurang karena terdapat kelebihan proporsi lemak dan beban badan yang memberi beban terhadap gerak yang dilakukan.
            Seseorang disebut fit atau bugar jika mampu untuk melakukan tugas kegiatannya pada suatu periode yang cukup lama, lebih lama dari orang sehat biasa,  tanpa merasa lelah. Fit is the ability to work continuously for extended periods of time without fatique.
            Seorang presiden dibebani dengan berbagai macam kegiatan fisik yang cukup berat, misalnya kegiatan rapat kordinasi yang padat dan alot, kegiatan lapangan/kunjungan kerja , kunjungan ke daerah dan luarnegeri, yang kesemuanya memerlukan kondisi fisik yang bugar. Kebugaran seorang presiden berarti kemampuan untuk melaksanakan beban tugasnya tanpa harus merasa capek atau kelelahan. Untuk itu diperlukan komponen kekuatan otot yang dapat bergerak kuat dan lentur (flexible) dan bertahan lama (long endurance), tidak sesak napas karena mempunyai kemampuan aerobik jantung dan pernapasan yang tinggi dan mampu bertahan lama, didukung oleh postur yang tegap dengan otot yang lentur proporsional dengan massa lemak.
            Untuk melakukan diagnosis status bugar ini, dunia ilmu olahraga dan pelatihan (sport and exercise science)  sudah  mempersiapkan berbagai bentuk pengukuran dan tes yang bersifat manual sampai dengan yang mempergunakan alat-alat tehnologi mutakhir yang mempunyai validitas yang tinggi. Misalnya, untuk pemeriksaan postur sudah tersedia alat Formeric yang mempergunakan sinar foto bukan sinar X, untuk pemeriksaan VO2max  dan kemampuan endurance jantung sudah tersedia tredmil multifungsi, untuk pemeriksaan kekuatan otot dapat dipergunakan Myoline, untuk pemeriksaan flexibilitas tulang belakang sudah ada Formetic dinamik. Juga sudah dapat dilakukan pemeriksaan komposisi tubuh dengan memakai alat digital. Besarnya proporsi lemak tubuh dapat diukur dengan alat digital sederhana. Selain itu telah tersedia tes pengukuran baku yang berstandard international.
            Hasil pemeriksaan kebugaran (fitness assessment) ini akan memberikan dua arti, sebagai diagnose kemampuan fisik seseorang dan sebagai bahan panduan pembuatan resep latihan fisik (exercise therapy) untuk meningkatkan kebugaran.  Dengan demikian jika seorang calon presiden telah mendapatkan asesmen kebugaran akan mengetahui status kebugarannya, dan selanjutnya dapat memperoleh resep latihan fisik yang sesuai sehingga beliau akan dapat melaksanakan tugas kepresiden dengan baik dan sempurna. Namun demikian, ternyata pada  Pilpres tahun 2014 ini pemeriksaan kesehatan presiden sudah dilakukan. Dengan mengerahkan sekitar 40 dokter ahli/konsultan dan sekian pakar kedokteran, IDI telah mempersiapkan tes kesehatan lengkap yang meliputi sekitar 11 bidang pemeriksaan, meliputi  fisik, laboratorium, radiologis dan psikologi. Sungguh suatu pemeriksaan yang tidak perlu diragukan objektiftas dan validitasnya. Namun demikian, dengan tidak mengurangi arti pemeriksaan kesehatan tersebut, maka setelah terpilih menjadi presiden, pemeriksaan kebugaran selayaknya dilakukan. Dan sesungguhnya, tahapan pemeriksaan kebugaran itu memang harus dimulai dengan pemeriksaan kesehatan.  Dengan memperhatikan hasil pemeriksaan kesehatan itu akan dilakukan pemeriksaan kebugaran untuk mempersiapkan seorang presiden yang lebih sehat dan bugar.
            Presiden Obama (47) dan first lady Michelle Obama ternyata merupakan pasangan presiden yang paling fit dan sangat peduli kebugaran keluarga dan masyarakat. Michele mengatakan bahwa setiap hari dia memulai kegiatannya pada pukul 4.30 dini hari. Sementara Obama menjaga kesehatan dan kebugarannya dengan program fitness berupa tredmil, bermain basket, ditambah dengan latihan pemberat (weight training). Dia sudah ada di gym pada jam 7 pagi sehari setelah malam terpilih jadi presiden. Secara routine dia latihan aerobik selama  45 menit, 6 hari seminggu.
            Pasangan Presiden Amerika ini diharapkan menjadi motivasi bagi rakyat Amerika yang makin sedenter/malas berolahraga. Artinya, bukan saja presiden yang harus bugar tetapi setiap orang seharusnya bugar untuk dapat menjalankan tugas dan melaksanakan pekerjaan secara optimum dan produktif. PresidenHabibie menjaga kebugarannya dengan berenang setiap hari, ditambah dengan puasa Senin-Kamis.
            Kebugaran tidak bisa disangkal menjadi kebutuhan dasar seorang presiden. Semoga calon presiden dapat lulus tes kesehatan, dan terpilih  menjadi presiden hingga  dapat menjalani pemeriksaan kebugaran untuk mengetahui kemampuan fisik dalam melakukan tugas kepresidenan.(mnb)

           

Sport Excibiton

tes

Sport Extertaintment

tes

Health and Sport

Exercise

Exercise Science

Physical Education

tesss

Management Of Public Health

tesss

Health Enviroment

Biostatistics

From Wikipedia, the free encyclopedia

For the automated recognition of people based on intrinsic physical or behavioural traits, see Biometrics. For the academic journal, see Biostatistics (journal). For the journal related to Biometry, see Biometrics (journal).
Biostatistics (or biometry) is the application of statistics to a wide range of topics in biology. The science of biostatistics encompasses the design of biological experiments, especially in medicinepharmacyagriculture and fishery; the collection, summarization, and analysis of data from those experiments; and the interpretation of, and inference from, the results. A major branch of this is medical biostatistics,[1] which is exclusively concerned with medicine and health.

Epidemiology

Epidemiology is the science that studies the patterns, causes, and effects of health and disease conditions in defined populations. It is the cornerstone of public health, and informs policy decisions and evidence-based practice by identifying risk factors for disease and targets for preventive healthcare. Epidemiologists help with study design, collection and statistical analysis of data, and interpretation and dissemination of results (including peer review and occasional systematic review). Epidemiology has helped develop methodology used in clinical research, public health studies and, to a lesser extent, basic research in the biological sciences.[1]
Major areas of epidemiological study include disease etiology, outbreak investigation, disease surveillance and screening, biomonitoring, and comparisons of treatment effects such as in clinical trials. Epidemiologists rely on other scientific disciplines like biology to better understand disease processes, statistics to make efficient use of the data and draw appropriate conclusions, social sciences to better understand proximate and distal causes, and engineering for exposure assessment.