Dari PORDA ke Prestasi Olimpiade
M. Nadjib Bustan
Guru Besar Ilmu Kesehatan dan Olahraga
PORDA
Sulsel XV siap untuk diselenggarakan di Bantaeng, 9 -15 September 2014. Penyelenggaraan
Porda dimaksudkan sebagai salah satu jenjang kompetisi level provinsi yang diharapkan melahirkan atlet berprestasi
nasional di event PON. Lalu, dari PON diharapkan akan lahir atlet yang akan
diajukan berlaga di multievent regional (SEA Games, ASEAN Games) hingga
ke gelanggang dunia Olimpiade. Karena itu, walaupun peristiwa PORDA yang
sekilas hanya merupakan laga tingkat daerah tidak selayaknya dibiarkan berlalu
begitu saja tanpa prestasi nasional, regional, dan bahkan internasional. PORDA
adalah bagian utama dari Long Term Athlete Development (LADT) menuju
terciptanya atlet elite. Seminggu berkeringat di gelanggang PORDA adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari waktu 10 tahun (10.000 jam) latihan extensif menuju
keunggulan olimpiade.
Sesungguhnya,
sebuah PORDA selayaknya menjadi pesta laga yang sudah mengarahkan target
suksesnya untuk mencapai prestasi olimpiade. Hal ini mengingat bahwa tujuan
pembinaan olahraga adalah mewujudkan prestasi keolahragaan nasional menuju
prestasi internasional. Senada, Kementerian Pemuda dan Olahraga sudah membuat target
prestasi keolahrgaan Indonesia untuk masing-masing event. Untuk Olimpiade 2016 mendatang target medali
Indonesia adalah 5 (saja) pada 5 cabang olahraga terpilih (dari 28 cabor
Olimpiade), dan berada pada kedudukan peringkat ke-30. Indonesia berada pada urutan 63 pada Olimpiade
London 2012 dengan peroleh satu perak, satu perunggu, dan tanpa emas. Kelima cabang
olahraga terpilih menjadi target emas adalah badminton, weight lifting, archery
(panahan), boxing, dan taekwondo.Target ini ditandai dengan upaya Program Akselerasi
Prestasi Olahraga Kemenpora, dan ditanggapi dengan Program Sulsel Maju oleh
KONI Sulsel. Dispora Sulsel juga sudah
memetakan potensi olahraga Sulsel, dan tinggal mengarahkannya ke cabang
olahraga prioritas sesuai dengan target nasional untuk multievent regional dan
internasional.
Karena
itu, dalam penyelenggaraan suatu PORDA layak diajukan pertanyaan: (1) apakah cabang olahraga target olimpiade
ini masuk dalam cabor yang dipertandingkan PORDA; dan (2) apakah ada atlet cabor
Olimpiade, lima cabor target Olimpiade, dan cabor terukur yang mempunyai recok atau mampu memecahkan
rekor Olimpiade.
Porda
Bantaeng akan mempertandingkan 27 cabor, dan kelima cabor target olimpiade
Kemenpora itu tercakup didalamnya. Artinya, PORDA Sulsel mempunyai kesempatan
untuk memecahkan nasional sehingga minimal mampu lanjut ke gelanggang nasional . Jawaban
pertanyaan yang kedua akan merupakan bagian pembinaan atlet nasional, jika
Sulsel mampu mendapatkan atlet potensialnya. Sukses penyelenggaan suatu PORDA
antara lain ditentukan atas suskes prestasi yang mendapatkan atau bahkan
memecahkan rekor nasional.
PORDA
Sulsel ini dihadiri oleh 24 kontingen kabupaten/kota yang masing-masing ingin
menjadi juara PORDA. Target kontingen ini wajar-wajar saja, namun tidak berarti
melupakan tujuan PORDA itu sendiri. Sukses PORDA adalah bagaimana menelorkan
atlet peringkat nasional yang siap berlaga di gelanggang internasional. Tidak
berlebihan kalau dikatakan apalah arti juara PORDA tanpa pemecahan rekor
nasional.
Hal
ini juga sekedar untuk mengingatkan kembali agar para kontingen kota/kabupaten tidak terlalu ngotot dan ambisi dalam memenangkan
kontingennya saja. Sesungguhnya sebuah kontingen kabupaten/kota sudah dari awal
mempersiapkan atlet pemecah rekor nasional dan mendukung atlet pretasi tersebut
untuk lebih ditingkatkan dalam menggapai prestasi olimpiade. Itulah harapan masyarakat
Sulsel yang ingin melihat sukses prestasi
PORDA dengan menampilkan pemecahan rekor nasional, rekor multievent
regional, dan olimpiade terhadap 5 cabor
target Kemenpora.
Dalam
sejarah Olimpiade, Sulsel telah mengukir tinta emas tersendiri dimana dalam Olimpiade Seoul 1988 atlet panahan putri asal
Sulsel Kusumawardani berhasil mendapatkan medali. Bonusnya berupa perolehan
rumah. Kini, bonus medali Olimpiade minimal satu milyar. Dalam ASEA Games yang lalu, Indonesia berhasil menyabet 5
medali di cabor rowing, cycling,
sailing, karate dan wushu, diantaranya diperoleh oleh atlet Sulsel. SEA Games
Myanmar 2013 , Sulsel diwakili oleh 20 atlet, dan 16 orang yang berhasil
mendapatkan medali dalam dayung, karate, pencak silat, tinju, kempo dan takraw.
Untuk ASEAN Games mendatang atlet Sulsel akan sangat diharapkan tetap memberikan
kontribusi medali, sebagai bagian dari luaran PORDA.Untuk PON 2016 di Bandung, Sulsel
Maju telah mempersiapkan 170 atlet.
Kini
PORDA Sulsel di Bantaeng sudah siap dengan tema: Satukan Langkah, Lindungi
Ekosistem Pesisir dari Dampak Perubahan Iklim.
PORDA yang peduli lingkungan ini ditandai dengan acara pembukaan di
Lapangan Pantai Seruni. Dan mari gelorakan motto PORDA XV Bantaeng: Dari
Butta Toa Bantaeng Kita Lahirkan Atlet Berprestasi Internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar