Sabtu, 30 Juli 2011

SEPAK RAGA, AMIR BOSSA DAN FORMETRIC

          Bola rotan jadi saksi penderitaan, demikian Fajar menulis di halaman pertama, Minggu 31 Juli 2011. Laporan wartawan Fajar mengetengahkan nasib maestro bola raga Amir Bossa yang sementara dalam penderitaan: sakit, tersendiri dan tidak terpedulikan.
Amir Bossa menyatakan: " Saya didiagnosa dokter terkena saraf tulang. Mungkin ini imbas dari yang saya lakukan sejak dulu. Semua ini untuk seni pa"raga.  ....... "
          Seorang atlet, termasuk pemain sepak raga, haruslah sehat semasa bermain dan setelah masa bermain/memasuki usia tua. Masa atletnya sudah pasti sehat, namun karena olahraga yang tidak sesuai atau berlebihan bisa memberikan imbas yang nanti dapat diketahui dan dirasakan setelah tua.
Tampaknya inilah yang terjadi pada diri Amir Bossa. Semangatnya semasa jaya bermain raga melupakan dirinya untuk memelihara dan memeriksa kesehatan tubuhnya sehingga tidak terganggu atau sakit di hari tua.
              Pembelajaran yang bisa diperoleh dari kehidupan Amir Bossa ini  terkait dengan suatu alat diagnose baru di FIK UNM Makassar, berupa alat yang disebut FORMETRIC. Alat ini dapat memberikan diagnose dini dan tepat tentang struktur dan postur tubuh manusia dengan menampakkkan gambar empat dimensi dari struktur tulang belakang (columna vertebralis). Bagi atlet yang berisiko gangguan tulang belakang karena olahraga prestasi yang ditekuninya, selayaknya melakukan pemeriksaan Formetric. Semoga.
(mnb31072011)


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar