Minggu, 01 Mei 2011

FAKTA BEBAN TEMBAKAU INDONESIA

Bagaimana keadaan masalah rokok di Indonesia? Menjelang Hari Tanpa Rokok Sedunia, 31 Mei 2011, berikut ini fakta tentang beban masalah tembakau di Indonesia.
World No Tobacco Day: FAKTA BEBAN TEMBAKAU. The World Health Organization (WHO) selects "The WHO Framework Convention on Tobacco Control" as the theme of the next World No Tobacco Day, which will take place on Tuesday, 31 May 2011.
   INDONESIA: FAKTA BEBAN TEMBAKAU
Indonesia belum meratifikasi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau

KOMSUMSI
Penggunaan tembakau sedang meningkat di Indonesia.
•   Terdapat sekitar 57 juta perokok di Indonesia.
•   Sepertiga (34%) dari orang Indonesia merokok, kenaikan sebesar 26% sejak
tahun 1995.2
•   63% pria merokok. Kendati tingkat wanita yang merokok rendah (5%), angka
ini diperkirakan akan  meningkat.3
•   Di kalangan anak muda (usia 13-15 tahun), 12% menghisap rokok (remaja
putra 24%; remaja putri 2%).4
•   78% perokok mulai merokok sebelum usia 19 tahun,5 dan sepertiga pelajar
melaporkan mencoba rokok pertama mereka sebelum usia 10 tahun.6 
•   Sebagian besar perokok di Indonesia (88%) menggunakan rokok krekek
bercita rasa cengkih.

KONSEKUENSI KESEHATAN
Penggunaan tembakau itu mematikan. Merokok membunuh hingga separuh dari seluruh pengguna seumur hidup.
•   Di Indonesia, merokok membunuh setidaknya 200.000 orang setiap
tahunnya.9
•   Lebih dari 97 juta orang Indonesia yang tidak merokok secara reguler
terpapar asap bekas.10
•   81% anak muda (usia 13-15 tahun) terpapar asap bekas di tempat umum,
dan  65% anak  muda terpapar asap bekas di rumah.1

BIAYA PADA MASYARAKAT
Tembakau menuntut biaya tinggi dari masyarakat.
•   Di Indonesia, biaya perawatan kesehatan akibat penyakit terkait tembakau
mencapai 11 triliun rupiah setiap tahunnya (1,2 miliar USD).12
•   Peluang ekonomi yang hilang di negara-negara berkembang dengan populasi padat sangatlah parah karena separuh dari seluruh  kematian terkait tembakau terjadi selama masa produktif utama (30-69 tahun).13
•   Pada tahun  2005, rumah tangga dengan perokok di Indonesia menghabiskan 11,5% penghasilan rumah tangganya untuk produk tembakau dibandingkan dengan 11% yang dibelanjakan untuk ikan,
daging, telur dan susu dijumlahkan, 3,2% untuk pendidikan dan 2,3% untuk
kesehatan.14
•  Merokok  juga mengakibatkan timbulnya  biaya yang terkait dengan kerusakan akibat kebakaran dan  rusaknya lingkungan hidup  dari produksi dan kemasan produk  tembakau.
                                                                                                             Sumber: tobaccofreecenter.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar